Minggu, 22 Mei 2011

Mantan Kadistan Buru Mahcmud Tan bertemu dengan Anafina Bersama Pendukungnya di Desa Waemiting


Napi Korupsi Keluar Rutan Jikumerasa Tanpa Pengawalan Ketat
Mahcmud Tan : Jabatan Saya Masih Kepala Dinas Pertanian
Namlea,- Mantan Kadis Pertanian Buru Mahcmud Tan yang saat ini menyandang status Narapidana penghuni Rutan Jikumerasa, dengan bebas keluar masuk Rutan menghirup udara segar tanpa pengawalan ketat dari aparat petugas Rutan Jikumerasa.
Mahmud Tan yang sudah di Exsekusi oleh kejaksaan Negeri Namlea dan resmi menyandang status Narapidana beberapa bulan yang lalu lantaran kasus korupsi pertanian di Buru, menyempatkan dirinya bergabung bersama Bakal Calon Bupati Buru Hj. Siti Aisyah Fitriah (Anafina), ketika Kehadiran Anafina ke Pulau Buru Sabtu (21/5) kemarin untuk memantau kesiapan pendukungnya dalam menyongsong perhelatan politik (Pilkada) di Buru.
Dari pantauan Maluku Expose kemarin, diduga Mahcmud Tan diberikan ijin keluar tidak jelas oleh Kepala Rutan Namlea Junaedi Rison, namun keluarnya Mahcmud Tan menghirup udara segar itu tidak dibarengi dengan pengawalan ketat, buktinya saja satu orang petugas Rutan diutus untuk mengawal Mahcmud Tan, bahkan saat Mahcmud Tan makan bersama dengan Bakal calon kandidat Anafina, petugas pengawalan hanya memantau dari jarank jauh kurang lebih 200 meter.
Bukan itu saja, dari pantauan sebelumnya, Mahcmud Tan hampir tiap minggu dua sampai tiga kali bahkan dengan sesuka hatinya keluar masuk Rutan untuk mengunjungi kolega maupun sanak saudaranya di Namlea, kesempatan itu dimanfaatkan Mahcmud Tan baik itu pada malam hari maupun siang harinya, masuk keluarnya Mahcmud Tan di Rutan Jikumerasa kebanyakan dengan alasan urusan Dinas dengan menggunakan dua buah kendaraan dinasnya silih berganti yang diparkir tiap saat di Rutan Jikumerasa, baik itu mobil Renjersnya maupun Mobil merek kudanya yang sudah dihiyasi kaca riben gelap yang tak muda untuk di pandangi orang dari luar.
Mahcmud Tan juga pernah melakukan pesta ulang tahunnya secara besar-besaran di Rutan Jikumerasa dengan menggundang staf-staf di Dinas Pertanian yang pernah dipimpinya, bahkan kegiatan pertemuan Dinaspun sering dilakukan di Rutan, samahalnya dengan mengundang staf-staf di Dinasnya ataupun pegawai biasa maupun pegawai honornya.
Segala urusan Dinas Pertanian Buru masih dihendelnya meskipun dirinya sudah menyandang status Narapidana, terbukti pada salah satu lembaran surat yang ditemukan koran ini bernomor 521/72/III/2011 yang perihalnya Penyampaian Data Basic Price 2011 tertanggal 11 April 2011 yang ditujukan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Buru itu masi terlihat ditandatangani Mahcmud Tan, kemudian ada beberapa surat-surat Dinas lainnya baik itu permintaan keuangan untuk kebutuhan Dinas hingga sampai pada gaji-gaji pegawai Dinas masih tertera tandatangan dan cap basahnya untuk dilayangkan kepada pimpinannya guna mendapat pencairan, meskipun Bupati Buru H.M. Husnie Hentihu sudah menunjuk salah satu pegawainya di Dinas tersebut untuk menggantikan dirinya.
Mahcmut Tan dengan percaya diri dihadapan sejumlah wartawan media cetak maupun elektronika kemarin mengatakan, sampai saat ini maupun detik ini dirinya masih menjabat sebagai seorang Kepala Dinas Pertanian Buru, “saya masih kepala Dinas, saya tidak takut dengan syapa-syapa, saya datang karena keluarga”.
Mahcmud Tan yang saat ini sebagai salah satu Narapidana yang tersandung Kasus Korupsi pertanian di Buru Sabtu (21/5) kemarin hadir dan bergabung bersama Bakal Calon Bupati Buru Hj. Siti Aisyah Fitriah (Anafina), bahkan Mahcmud Tan menyempatkan dirinya untuk menyantap salah satu hidangan makanan maluku (Papeda) bareng bersama Anafina saat itu, “beliau ini keluarga saya, sudara saya”. Terang Mahcmut Tan kepada Wartawan sambil menyantap hidangan Papeda bersama Anafina.
Meskipun Tan beralasan bahwa dirinya ada hubungan keluarga dengan Anafina namun di satu sisi Ada apa dibalik kehadiran Mahcmud Tan dihajatan Anafina tersebut, apakah ini adalah salah satu langkah bentuk kekecewaannya semenjak dirinya dijebloskan ke Rumah Tahanan, ataukah sengaja dirinya mau melakukan sensasi untuk menunjukan dihadapan Anafina bahwa dirinya korban ulah dari sistem pemerintahan daerah saat ini, sehingga andaikan Anafina menjadi kepala daerah dirinya dengan leluasa menjadi target calon pejabat seperti semula.(***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar